Pendidikan Karakter: Pilar Strategis dalam Menyiapkan Murid Menghadapi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan besar dalam cara manusia belajar, bekerja, dan berinteraksi. Murid sebagai generasi penerus bangsa dihadapkan pada tantangan global yang kompleks, termasuk disrupsi digital, kecerdasan buatan, dan perubahan sosial yang cepat. Dalam menghadapi era ini, pendidikan karakter menjadi fondasi utama yang membentuk murid agar tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara moral, sosial, dan spiritual. Pendidikan karakter bukan sekadar pelengkap, melainkan inti dari pembentukan manusia seutuhnya sesuai amanat pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan karakter berfungsi sebagai penggerak nilai-nilai tersebut, memastikan bahwa murid memiliki integritas, empati, dan kesadaran kebangsaan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil, terutama dalam konteks pemanfaatan teknologi.
Kurikulum Merdeka memperkuat peran pendidikan karakter melalui 8 Dimensi Profil Lulusan yang ditetapkan dalam Permendikbudristek No. 10 Tahun 2025, yaitu: (1) Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME, (2) Kewargaan, (3) Penalaran Kritis, (4) Kreativitas, (5) Kolaborasi, (6) Kemandirian, (7) Kesehatan, dan (8) Komunikasi. Dimensi ini menjadi arah pembentukan murid yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan zaman dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Dalam menghadapi teknologi digital, murid perlu memiliki kemampuan bernalar kritis dan literasi digital. Namun tanpa karakter yang kuat, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati, kemampuan tersebut dapat disalahgunakan. Pendidikan karakter membantu murid untuk menyaring informasi, menghindari hoaks, serta menggunakan teknologi sebagai alat untuk berkarya dan berkontribusi positif. Dimensi “Penalaran Kritis” dan “Komunikasi” menjadi sangat relevan dalam konteks ini, karena membentuk murid yang bijak dalam berpikir dan bertindak.
Penguatan karakter juga dilakukan melalui pembiasaan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah melalui Kemendikbudristek menetapkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai strategi pembentukan karakter sejak dini, yaitu: (1) Bangun pagi, (2) Beribadah, (3) Berolahraga, (4) Makan sehat dan bergizi, (5) Gemar belajar, (6) Bermasyarakat, dan (7) Tidur cepat. Kebiasaan ini sejalan dengan dimensi “Kesehatan”, “Kemandirian”, dan “Kewargaan”, serta membentuk budaya sekolah yang positif dan konsisten.
Pendidikan karakter tidak hanya ditanamkan melalui mata pelajaran agama atau PPKn, tetapi juga terintegrasi dalam pembelajaran sains, matematika, dan teknologi. Dalam pembelajaran berbasis proyek dan inkuiri, murid diajak untuk mengamati, bertanya, dan menemukan solusi atas masalah nyata di lingkungan mereka. Proses ini menumbuhkan rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan kepedulian sosial yang menjadi bagian dari karakter ilmiah dan etika belajar, sekaligus memperkuat dimensi “Kreativitas” dan “Kolaborasi”.
Sekolah sebagai ekosistem pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter murid melalui keteladanan guru, lingkungan yang mendukung, serta kegiatan yang membangun refleksi dan aksi nyata. Ketika pendidikan karakter dijalankan secara konsisten dan terintegrasi, murid akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya siap menghadapi tantangan teknologi, tetapi juga mampu menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Dimensi “Keimanan dan Ketakwaan” serta “Kewargaan” menjadi landasan spiritual dan sosial dalam pembentukan karakter.
Dengan pendidikan karakter yang kuat, nilai-nilai Profil Lulusan, dan pembiasaan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, murid Indonesia akan menjadi pelajar yang merdeka dalam berpikir, bijak dalam bertindak, dan tangguh dalam menghadapi perubahan. Mereka tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi yang berdampak. Inilah esensi dari pendidikan nasional yang berorientasi pada pembentukan manusia seutuhnya—cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Menilai Hasil Pembelajaran: Pilar Evaluasi Berkualitas dalam Tugas Pokok Guru
Dalam rangka memperkuat profesionalisme dan efektivitas kerja guru, Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11 Tahun 2025 menetapkan bahwa penilaian hasil pembelajaran a
Menyelami Esensi Pembelajaran Mendalam: In House Training Guru SMPN 1 Rote Barat Laut
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermakna dan transformatif, SMP Negeri 1 Rote Barat Laut menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) bertajuk “Menyelami
Sosialisasi Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di UPTD SMPN 1 Rote Barat Laut
Sebagai bentuk komitmen terhadap kesehatan lingkungan sekolah dan pelaksanaan regulasi daerah, UPTD SMP Negeri 1 Rote Barat Laut menerima kunjungan tiga instansi dari Kabupaten Rote N
Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Pelaksanaan Pembelajaran: Implementasi Pasal 3 Poin b Permendikdasmen No. 11 Tahun 2025
Dalam rangka memperkuat profesionalisme guru dan efektivitas pembelajaran di satuan pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan Permendikdasmen Nomor 11 Tahun 2025
Merancang Pembelajaran Bermakna: Implementasi Pasal 3 Poin a Permendikdasmen No. 11 Tahun 2025
Dalam upaya memperkuat kualitas pendidikan nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menetapkan Permendikdasmen Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru. S
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK): Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Sekolah
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan program evaluasi pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Diluncurkan se
Peran Guru Wali dalam Transformasi Pendidikan: Implementasi Permendikdasmen Nomor 11 Tahun 2025
Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru memperkenalkan peran baru yang signifikan dalam sistem pendidika
MPLS 2025: Menyambut Generasi Hebat di UPTD SMP Negeri 1 Rote Barat Laut
Tahun ajaran baru 2025 telah tiba, dan UPTD SMP Negeri 1 Rote Barat Laut kembali membuka lembaran baru dalam perjalanan pendidikan dengan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekola
Prinsip Pembelajaran: Fondasi Pembelajaran Mendalam yang Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan
Dalam era Kurikulum Merdeka, pembelajaran tidak lagi dipandang sebagai proses transfer pengetahuan semata, melainkan sebagai pengalaman yang membentuk karakter, kompetensi, dan kesada
Sambutan Kepala Sekolah Pada Kegiatan Pembagian Raport Semester Genap Tahun Pelajaran 2024/2025
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat melaksanakan kegiatan pembagian rapor semester genap Tahun Pelajaran 2024/202
