Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK): Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Sekolah
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan program evaluasi pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Diluncurkan sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. ANBK bertujuan memetakan mutu pendidikan di seluruh satuan pendidikan di Indonesia, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK. Berbeda dengan UN yang berfokus pada evaluasi individu siswa, ANBK dirancang untuk mengevaluasi sistem pendidikan secara keseluruhan, termasuk input, proses, dan hasil pembelajaran, guna meningkatkan kualitas sekolah.
ANBK terdiri dari tiga instrumen utama: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. AKM mengukur kemampuan literasi membaca dan numerasi siswa, yang dianggap sebagai fondasi penting untuk berkontribusi di masyarakat. Survei Karakter menilai sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan siswa yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila, seperti beriman, bertakwa, kritis, kreatif, mandiri, dan berkebinekaan global. Sementara itu, Survei Lingkungan Belajar mengukur kualitas input dan proses pembelajaran, termasuk iklim sekolah, kebijakan pendidikan, dan keterlibatan guru serta kepala sekolah.
Pelaksanaan ANBK tidak bertujuan untuk menentukan kelulusan siswa, melainkan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi pendidikan di setiap sekolah. Hasil ANBK disusun dalam bentuk Rapor Mutu Sekolah, yang memberikan data tentang kekuatan dan area perbaikan di setiap satuan pendidikan. Laporan ini menjadi alat diagnostik bagi sekolah dan pemerintah daerah untuk merancang strategi perbaikan yang berbasis data. Dengan demikian, ANBK membantu sekolah memahami posisi mereka dalam peta kualitas pendidikan nasional dan menentukan langkah konkret untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
ANBK diikuti oleh siswa kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA/SMK yang dipilih secara acak, serta melibatkan seluruh guru dan kepala sekolah dalam Survei Lingkungan Belajar. Pemilihan siswa secara acak memastikan bahwa data yang dihasilkan mewakili populasi siswa di sekolah tersebut. Untuk jenjang SD, maksimal 30 siswa dipilih, sedangkan untuk SMP dan SMA/SMK, maksimal 45 siswa. Siswa dengan kebutuhan khusus tertentu, seperti tuna netra atau tuna grahita, dapat dikecualikan dari asesmen, dengan catatan data mereka diperbarui di Dapodik untuk memastikan akurasi.
Salah satu keunggulan ANBK adalah fokusnya pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), seperti analisis, evaluasi, dan pemecahan masalah, sebagaimana disoroti dalam hasil survei PISA 2022. ANBK mendorong transformasi pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada hafalan, tetapi juga pada kemampuan literasi dan numerasi yang relevan untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan visi Merdeka Belajar untuk menciptakan pendidikan yang lebih bermakna dan berorientasi pada pengembangan kompetensi serta karakter siswa.
Survei Lingkungan Belajar, atau yang dikenal sebagai Sulingjar, menjadi salah satu komponen kunci ANBK yang membedakannya dari evaluasi sebelumnya. Survei ini menggali informasi tentang iklim keamanan, inklusivitas, kesetaraan gender, serta kualitas pembelajaran di sekolah. Guru dan kepala sekolah diminta untuk memberikan tanggapan jujur tanpa mempertimbangkan perasaan pribadi, sehingga hasilnya mencerminkan kondisi nyata sekolah. Data ini membantu sekolah mengidentifikasi aspek-aspek yang mendukung atau menghambat proses pembelajaran, seperti kualitas refleksi guru atau dukungan orang tua.
Hasil ANBK tidak hanya bermanfaat bagi sekolah, tetapi juga bagi pemerintah daerah dan pusat. Melalui Platform Rapor Pendidikan, data ANBK digabungkan dengan sumber data lain, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Kependudukan, untuk memberikan profil pendidikan yang lebih lengkap. Sekolah dapat menggunakan laporan ini untuk merumuskan Perencanaan Berbasis Data (PBD), yang memungkinkan intervensi yang tepat sasaran tanpa menambah beban anggaran. PBD membantu sekolah dan dinas pendidikan merancang program yang sesuai dengan kebutuhan lokal, seperti peningkatan sarana prasarana atau pelatihan guru.
Pelaksanaan ANBK juga menghadapi tantangan, seperti kesiapan sarana teknologi dan konektivitas internet, terutama di daerah terpencil. Untuk mengatasinya, Kemendikbudristek menyediakan simulasi dan gladi bersih sebelum pelaksanaan utama, serta jadwal ulang bagi sekolah yang mengalami kendala teknis. Pada tahun 2025, gladi ANBK untuk jenjang SMP/MTs dijadwalkan pada 19-20 Agustus, dengan Survei Lingkungan Belajar dilakukan dalam pekan yang sama untuk setiap jenjang. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan kelancaran pelaksanaan dan akurasi data.
ANBK juga mendorong peran aktif seluruh warga sekolah, bukan hanya siswa dan guru. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan memotivasi tim pendidik untuk berkontribusi dalam perbaikan mutu. Orang tua juga diharapkan mendukung program ini dengan memahami bahwa ANBK bukanlah ujian yang memberi tekanan, melainkan alat untuk memajukan pendidikan anak-anak mereka. Dengan keterlibatan semua pihak, ANBK dapat menjadi katalis untuk transformasi pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas.
Sebagai penutup, ANBK adalah langkah strategis dalam mewujudkan pendidikan berkualitas di Indonesia. Dengan fokus pada literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan belajar, program ini memberikan peta jalan bagi sekolah untuk terus berbenah. Melalui hasil ANBK, sekolah kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, merancang perbaikan, dan berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan nasional. Mari kita dukung pelaksanaan ANBK sebagai bagian dari upaya kolektif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Menilai Hasil Pembelajaran: Pilar Evaluasi Berkualitas dalam Tugas Pokok Guru
Dalam rangka memperkuat profesionalisme dan efektivitas kerja guru, Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11 Tahun 2025 menetapkan bahwa penilaian hasil pembelajaran a
Menyelami Esensi Pembelajaran Mendalam: In House Training Guru SMPN 1 Rote Barat Laut
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermakna dan transformatif, SMP Negeri 1 Rote Barat Laut menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) bertajuk “Menyelami
Sosialisasi Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di UPTD SMPN 1 Rote Barat Laut
Sebagai bentuk komitmen terhadap kesehatan lingkungan sekolah dan pelaksanaan regulasi daerah, UPTD SMP Negeri 1 Rote Barat Laut menerima kunjungan tiga instansi dari Kabupaten Rote N
Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Pelaksanaan Pembelajaran: Implementasi Pasal 3 Poin b Permendikdasmen No. 11 Tahun 2025
Dalam rangka memperkuat profesionalisme guru dan efektivitas pembelajaran di satuan pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan Permendikdasmen Nomor 11 Tahun 2025
Merancang Pembelajaran Bermakna: Implementasi Pasal 3 Poin a Permendikdasmen No. 11 Tahun 2025
Dalam upaya memperkuat kualitas pendidikan nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menetapkan Permendikdasmen Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru. S
Pendidikan Karakter: Pilar Strategis dalam Menyiapkan Murid Menghadapi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan besar dalam cara manusia belajar, bekerja, dan berinteraksi. Murid sebagai generasi penerus bangsa dihadapkan pada
Peran Guru Wali dalam Transformasi Pendidikan: Implementasi Permendikdasmen Nomor 11 Tahun 2025
Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru memperkenalkan peran baru yang signifikan dalam sistem pendidika
MPLS 2025: Menyambut Generasi Hebat di UPTD SMP Negeri 1 Rote Barat Laut
Tahun ajaran baru 2025 telah tiba, dan UPTD SMP Negeri 1 Rote Barat Laut kembali membuka lembaran baru dalam perjalanan pendidikan dengan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekola
Prinsip Pembelajaran: Fondasi Pembelajaran Mendalam yang Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan
Dalam era Kurikulum Merdeka, pembelajaran tidak lagi dipandang sebagai proses transfer pengetahuan semata, melainkan sebagai pengalaman yang membentuk karakter, kompetensi, dan kesada
Sambutan Kepala Sekolah Pada Kegiatan Pembagian Raport Semester Genap Tahun Pelajaran 2024/2025
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat melaksanakan kegiatan pembagian rapor semester genap Tahun Pelajaran 2024/202
